Senin, 08 November 2010

Datuk Khayan - Pejuang Sekaligus Ulama Alalak

Datuk Khayyan adalah bukan nama asli Syekh Abdurrahman Siddik. Nama itu digunakan untuk menghindari sweeping serdadu Belanda. Kemurkaan tentara Belanda terhadap Datuk Khayan, karena ulama besar Alalak ini merupakan sosok pejuang yang senang membela kebenaran.
Lelaki asal Banten ini dikisahkan pernah "madam" (merantau) ke sejumlah daerah. Kalbar, Kalteng, sampai menetap di Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola.
Di Kalbar, Datuk Khayan diberi gelar Sayid Abdurrahman Assegeaf Al Bukhayyan. Di kecamatan itulah (sekitar abad ke-17, Red) tengah terjadi pertempuran pejuang pribumi dengan Belanda di perairan Sungai Barito.
Datuk Khayan yang melihat perjuangan rakyat, turut membantu. Dia tidak rela menyaksikan tentara Belanda menguasai Sungai Barito. Karena keberaniannya melawan Belanda di perairan Sungai Barito lah, Datuk Khayan mendapat gelar Darrun Khayyan. Menurut bahasa Dayak, Darrun berarti Panglima. Sedangkan Khayyan adalah nama sub suku Dayak.
Selain berjuang, Datuk Khayan juga dikenal sebagai ulama Tasauf yang mempunyai banyak murid. Datu Khayyan mempunyai 3 istri. Isteri pertama bernama Zamrud asal Martapura. Dari perkawinan dengan Zamrud, ia dikaruniai 5 anak. Sedang dari isteri kedua, Syarifah Radiah asal Nagara HSS, Datuk Khayan dikaruniai 3 anak. Dari isteri ketiga Siti Sajanah, belum didapat data berapa jumlah keturunan.
Pada 1850, Datuk Khayan meninggal dunia dalam usia 150 tahun. Atau tepatnya 10 Rabiulawal, 153 tahun yang lalu. Ia dimakamkan di kediaman Alalak yang belakangan ramai dikunjungi orang. Sumber urangbanua.com

Lihat juga :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...