Sabtu, 06 November 2010

Sabilal Muhtadin, Mesjid Kebanggaan Urang Banua

Mungkin sudah banyak yang mengetahui tentang keberadaan masjid kebanggaan masyarakat Kalsel, Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Tak semua orang mengetahui sejarah masjid ini.
Masjid kebanggaan Urang Banua ini, seperti dituturkan H Abdul Hamid, Wakil Sekertaris Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin, berdiri  dari keinginan dari sebagian ulama dan masyarakat untuk memiliki sebuah masjid yang dapat digunakan untuk beribadah bagi umat Islam yang pada waktu itu mencapai 97,5 persen dari total penduduk Kalsel pada tahun 1960-an. Sebagian ulama dan masyarakat juga menginginkan
masjid tersebut nantinya dapat dijadikan sebuah maha karya kebanggaan.
Keinginan ini juga mendapatkan dukungan dari ulama dan tokoh masyarakat Kalsel diantaranya H Hasan Basry (mantan Pangdam), H Maksid (mantan gubernur), M Yusi (mantan Pangdam) dan sejumlah ulama. Mereka kemudian menggelar pertemuan dan sepakat untuk membangun sebuah masjid raya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan yang berpusat di Kota Banjarmasin.
“Mereka yang berkumpul sepakat untuk membangun masjid raya di Kota Banjarmasin,” tutur Abdul saat ditemui Radar Banjarmasin, kemarin.
Setelah diputuskan lokasinya di Kota Banjarmasin, para tokoh yang hadir tidak langsung memutuskan dimana mesjid ini bakal dibangun. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dipilih lokasi dimana pernah berdiri benteng pertahanan Belanda yang kemudian beralih fungsi menjadi asrama tentara yang diberi nama Asrama Tatas.
Nama itu diambil dari nama sungai yang mengelilingi asrama tersebut. Lokasi ini dipilih karena dianggap merupakan titik yang berada di tengah-tengah Kota Banjarmasin. “Lokasi ini memang dipilih karena berada ditengah kota,” tutur Abdul.
Setelah pemilihan lokasi disepakati, dengan bantuan perencanaan tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mulailah dibangun masjid. Peletakan batu pertamanya sendiri dilakukan H Aberani Sulaiman (Gubernur Kalsel saat itu) dan Amir Machmud (Pangdam saat itu) pada tahun 1964.
Pembangunan awalnya sempat terhenti karena beberapa hambatan, diantaranya meletusnya G 30/S PKI. Selain itu, perpindahan tugas beberapa pejabat yang merupakan penggerak utama juga menjadi salah satu penyebab tertundanya pembangunan masjid ini.
Barulah pada tahun 1974, rencana pembangunan dimulai kembali. Pada saat itu, Kalsel dipimpin oleh Gubernur Soebardjo. Dia menunjuk PT Griya Cipta Sarana sebagai perencana dan PT Barata Metelworles sebagai pelaksana pembangunan.
Pemancangan tiangnya sendiri dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Soebardjo  pada tanggal 10 Nopember 1974.
Mesjid kebangggaan Kalsel ini digunakan untuk pertama kalinya dalam kegiatan Idul Adha 1344 H tepatnya pada tanggal 31 Oktober 1979. Kemudian pada tanggal 9 Februari 1981, masjid ini diresmikan pemakaiannya oleh Presiden RI saat itu,  Soeharto dan diberi nama Masjid Raya Sabilal Muhtadin sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary (1710-1812 M)  dengan salah satu karyanya yang terkenal "Sabilal Muhtadin”.Sumber radarbanjarmasin.co.id

Lihat juga :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...