Selasa, 09 November 2010

Masjid Banua Halat ( Masjid Al-Mukarramah)

masjid banua halatSeperti Masjid yang lainnya, Masjid Keramat Banua Halat di Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan ini menawarkan sesuatu yang berbeda dari biasanya terlebih secara kultural pada aspek kepercayaan masyarakat sekitar, semenjak turun temurun masjid tersebut mempunyai sebuah karismatik sebagai ikon peninggalan sejarah perjuangan para tokoh agama di dalam mengembangkan misi agama Islam di daerah sekitar masjid.
Daerah itu sendiri dinamakan Banua Halat karena kampung tersebut dinilai sebagai pahalat atau pembatas antara warga yang beragama Islam dan penduduk yang masih menganut kepercayaan tertentu. Meski telah memeluk Islam, tradisi baayun tetap dipertahankan.

Masjid tersebut diperkirakan didirikan pada masa Kerajaan Banjar tahun 1890 di bawah pimpinan Sultan Muda Abdurrahman. Pada tahun 1910 masjid itu dibakar penjajah Belanda, tetapi kemudian dibangun kembali dan baru selesai tahun 1914. Pada tahun 1993 masjid tua di Banua Halat itu ditetapkan sebagai cagar budaya.
"Masjid Banua Halat" ternyata memiliki magnet lain yang sangat kuat sebagai daya tarik wisata. Karena bagi sebagian orang, Masjid Banua Halat sebagai tujuan wisata religius di Kabupaten Tapin sekaligus simbol
ke-istimewaan masyarakat Tapin. Salah satu warga setempat menyatakan, "kurang afdhol jika berziarah ke maqam-maqam di tapin jika tak mengunjungi masjid Keramat Banua Halat", itulah kepercayaan turun temurun nenek moyang mereka tentang masjid tersebut, terlebih lagi tutus, keturunan yang masih asli banua halat terdapat disitu, karena warga desa banua halat enggan pindah dari satu daerah ke daerah lain selain itu juga terdapat fenomena seperti makhluk halus dari bangsa Jin yang kerap mengunjungi masjid Banua Halat setiap bulan Maulid dengan berbaur dengan manusia dalam perayaan baayun anak dan selalu ada saja keistimewaan setiap tahun di masjid banua halat ini.
Prosesi Baayun Maulid
Sebelum mencapai puncak prosesi baayun maulid, setiap kampung sekitar masjid terlebih dahulu merayakan maulid secara serempak mulai pukul 08.00. Itu sebabnya, saat menyusuri permukiman tampak hampir setiap rumah dipenuhi warga yang membaca syair-syair maulid, doa, dan makan bersama.
Orang Tua Juga Ikut Memeriahkan Acara Baayun Maulid Ini
uasana perayaan maulid seperti itu tidak hanya tampak di Banua Halat. Warga suku Banjar yang mayoritas dari 3,2 juta penduduk Kalsel , hampir semuanya memperingati maulid.
"Tradisi ini tidak lagi dinamakan baayun anak, tetapi baayun maulid karena banyak orang dewasa yang ikut. Setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Enam tahun lalu pesertanya hanya 265 orang," kata Ketua Panitia Baayun Maulid Banua Halat.
WISATA SEJARAH / WISATA BUDAYA  sumber urangbanua.com

Lihat juga :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...